MODEL
ANTRIAN
Antrian adalah suatu
kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari. Menunggu di depan loket untuk
mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada
bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang
sering ditemui. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru.
Dalam dunia nyata kita
tidak suka menunggu, maka tak heran bila kita punya pendapat bahwa menunggu
adalah pekerjaan yang paling menyebalkan. Di bawah ini diberikan
contoh beberapa situasi dimana antrian sangat penting.
Contoh
1. Supermarket.
· - Berapa lama pelanggan harus menunggu di
kasir ?
· - Apa yang terjadi dengan waktu tunggu
selama puncak kesibukan ?
· - Apakah jumlah kasir cukup ?
2. Sistem Produksi
Sebuah mesin menghasilkan jenis produk yang berbeda.
· - Berapa waktu pasti dari suatu pesanan?
· -Apa yang mengurangi waktu pasti jika
kita memiliki sebuah mesin ekstra?
· -Haruskah kita membuat prioritas dari
pesanan?
3.
Kantor Pos
Dalam suatu kantor pos
ada konter-konter khusus didalamnya seperti stempel, packaging, ternsaksi
keuangan dll.
· -Apakah konternya sudah cukup?
· - Bisakah Antrian terpisah atau antrian
umum di depan konter dengan spesialisasi yang sama?
4. Komunikasi Data Di dalam paket
jaringan komunikasi standar komputer yang disebut sel ditransmisikan di
dalam link dari satu switch ke yang lainnya.
·
Pada setiap switch sel yang masuk dapat
dibuffer ketika permintaan yang datang melebihi kapasitas link. Ketika buffer
penuh cel yang masuk akan hilang.
· - Apa yang menunda sel didalam switch?
· - Pecahan sel yang mana yang akan hilang?
Berapa ukuran buffer yang baik?
5. Call Center dari
suatu perusahaan asuransi
Pertanyaan melalui
telepon, mengenai kondisi-kondisi asuransi, ditangani oleh sebuah call center.
Dimana masing-masing regu membantu nasabah dari masing-masing daerah tertentu.
·
Berapa lama pelanggan menunggu sebelum
sampai operator bersedia?
· - Apakah jumlah telefon yang masuk cukup?
· - Apakah operatornya cukup?
·
Regu polling?
6. Main Frame Komputer
Banyak cashomat
dihubungkan pada sebuah main frame komputer yang besar yang dapat menangani
semua teransaksi finansial.
· - Apakah kapasitas komputer mainframe
cukup?
· - Apa yang terjadi jika penggunaan
cashomat meningkat?
7. Gardu Tol
Pengendara motor harus
membayar bea masuk untuk melewati sebuah jembatan.
· -Apakah gardu tol cukup?
Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan
melebihi kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga
pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan
kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat
diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian. Akan
tetapi biaya karena memberikan pelayanan tambahan, akan menimbulkan pengurangan
keuntungan mungkin sampai di bawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya,
sering timbulnya antrian yang panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan /
nasabah.
Pengurangan
waktu menunggu umumnya membutuhkan investasi yang ekstra. Untuk memutuskan ya
atau tidak untuk investasi adalah penting mengetahui efek dari investasi untuk
waktu antrian. Maka kita memerlukan model dan tehnik untuk menganalisis situasi
seperti ini. Di dalam buku ini kita akan memerlukan beberapa model dasar teori
antrian. Perhatian ditekankan pada metode untuk menganalisis model ini, dan
juga aplikasi dari Antrian model. Area penting dari aplikasi model antrian
adalah sistem produksi, transportasi dan sistem persediaan barang, sistem
komunikasi, dan sistem pengolahan informasi. Antrian model bermanfaat untuk
perancangan sistem dalam kaitannya dengan tata ruang, kapasitas dan kendali. Di
dalam kuliah ini perhatian kami terbatas pada model dengan satu antrian.
Situasi dengan lebih dari satu antrian diperlukan dalam kursus antrian
jaringan. Merupakan tehnik lanjutan untuk bilangan eksak, aproksimasi dan
analisis numerik dari antrian model akan menjadi pokok bahasan metode algoritma
teori antrian.
Salah satu model yang sangat berkembang sekarang ini ialah model matematika. Umumnya, solusi untuk model matematika dapat dijabarkan berdasarkan dua macam prosedur, yaitu : analitis dan simulasi.
Salah satu model yang sangat berkembang sekarang ini ialah model matematika. Umumnya, solusi untuk model matematika dapat dijabarkan berdasarkan dua macam prosedur, yaitu : analitis dan simulasi.
Pada model simulasi,
solusi tidak dijabarkan secara deduktif. Sebaliknya, model dicoba terhadap
harga – harga khusus variabel jawab berdasarkan syarat – syarat tertentu (sudah
diperhitungkan terlebih dahulu), kemudian diselidiki pengaruhnya terhadap
variabel kriteria. Karena itu, model simulasi pada hakikatnya mempunyai sifat
induktif. Misalnya dalam persoalan antrian, dapat dicoba pengaruh bermacam –
macam bentuk sistem pembayaran sehingga diperoleh solusi untuk situasi atau syarat
kedatangan yang mana pun.
Konsep Teori Antrian
Konsep Teori Antrian
Antrian
yang sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan
sangatlah menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time)
sangat tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services).
Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang
insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada
tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas
telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan
penyambungan telepon secara otomatis.
Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut :
Dalam waktu – waktu yang sibuk operator sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama. Persoalan aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of probabilities of significance in Automatic Telephone Exhange. Baru setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
Menurut Siagian (1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem antrian dapat diklasifikasikan menjadi system yang berbeda – beda di mana teori antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hillier dan Lieberman adalah sebagai berikut :
1. Sistem pelayanan komersial
2. Sistem pelayanan bisnis – industri
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan social
2. Sistem pelayanan bisnis – industri
3. Sistem pelayanan transportasi
4. Sistem pelayanan social
Sistem pelayanan komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian, seperti restoran, kafetaria, toko, salon, butik, supermarket, dan sebagainya. Sistem pelayanan bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistem pergudangan, dan sistem – sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan jawatan – jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, danlain–lain(Subagyo,2000).
Sistem Antrian
Ada tiga komponen dalam
sistim antrian yaitu :
1. Populasi dan cara
kedatangan pelanggan datang ke dalam system
2. Sistem pelayanan
3. kondisi pelanggan
saat keluar system
1. Populasi dan Cara Kedatangan Pelanggan
a) Populasi
Populasi
yang akan Dilayani (calling population) Setiap masalah antrian melibatkan
kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk dilayani, dan lain –
lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses input meliputi sumber
kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan cara terjadinya
kedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Menurut Levin, dkk (2002),
variable acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja sebagai
hasil dari percobaan acak. Variabel acak dapat berupa diskrit atau kontinu.
Bila variabel acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja, maka ia
merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan bervariasi
pada rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu.
Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).
Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).
b) Distribusi Kedatangan
Secara
umum, formula garis tunggu antrian memerlukan informasi tingkat kedatangan unit
per periode waktu (arrival rate). distribusi kedatangan bisa teratur - tetap
dalam satu periode. Artinya kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan
unit/ pelanggan berikutnya memiliki periode waktu yang sama. Kedatangan yang
seperti ini biasanya hanya ada di sistem produksi dimana antrian dikendalikan
oleh mesin. Kedatangan yang teratur sering kita jumpai pada proses
pembuatan/ pengemasan produk yang sudah distandardisasi. Pada proses semacam
ini, kedatangan produk untuk diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah
ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik.
Pada banyak kasus dalam praktek, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya bersifat variabel atau acak (random).Kedatangan yang sifatnya acak (random) banyak kita jumpai misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu
Pada banyak kasus dalam praktek, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya bersifat variabel atau acak (random).Kedatangan yang sifatnya acak (random) banyak kita jumpai misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu
Dengan cara menganalisa kedatangan per satuan
waktu untuk melihat apakah waktu kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian mengikuti
pola distribusi statistik tertentu. Biasanya kita mengasumsikan bahwa waktu
kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian dengan unit/ pelanggan berikutnya
berdistribusi eksponensial.
Dengan cara menetapkan lama waktu (T) dan
mencoba menentukan berapa banyak unit/ pelanggan yang datang ke dalam sistem
dalam kurun waktu T. Secara spesifik biasanya diasumsikan bahwa jumlah
kedatangan per satuan waktu mengikuti pola distribusi Poisson.
Contoh :
Kedatangan digambarkan dalam jumlah
satu waktu, dan bila kedatangan terjadi secara acak, informasi yang penting
adalah Probabilitas n kedatangan dalam periode waktu tertentu, dimana n =
0,1,2,. Jika kedatangan diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata yang
konstan dan bebas satu sama lain disebut distribusi probabilitas Poisson Ahli
matematika dan fisika, Simeon Poisson (1781 – 1840), menemukan sejumlah
aplikasi manajerial, seperti kedatangan pasien di RS, sambungan telepon melalui
central switching system, kedatangan kendaraan di pintu toll, dll. Semua
kedatangan tersebut digambarkan dengan variabel acak yang terputus-putus dan
nonnegative integer (0, 1, 2, 3, 4, 5, dst). Selama 10 menit mobil yang antri
di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst.
Ciri distribusi poisson:
· 1. rata-rata jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari
data sebelumnya
· 2. bila interval waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5
menit, maka pernyataan ini benar
· probabilita bahwa seorang pasien datang merupakan angka yang
sangat kecil dan konstan untuk setiap interval
· 3. probabilita bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam waktu
interval sangat kecil sehingga probabilita untuk 2 atau lebih dikatakan nol
(0).
· 4. Jumlah pasien yang yang datang pada interval waktu bersifat
independent
· 5. Jumlah pasien yang datang pada satu interval tidak tergantung pada
interval yang lain.
·
Probabilitas n kedatangan dalam waktu T ditentukan dengan rumus.
Jika kedatangan mengikuti Distribusi Poisson dapat ditunjukkan secara
matematis bahwa waktu antar kedatangan akan terdistribusi sesuai dengan
distribusi eksponensial.
Suatu faktor yang mempengaruhi
penilaian distribusi kedatangan adalah ukuran populasi panggilan . Contoh :
jika seorang tukang reparasi sedang memperbaiki enam buah mesin, populasi
panggilan dibatasi sampai dengan enam buah mesin. Dalam hal ini tidak mungkin
bahwa kedatangan mengikuti distribusi Poisson sebab tingkat kecepatan kerusakan
tidak konstan. Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat kedatangan lebih
rendah daripada bila seluruh mesin dalam keadaan operasi.
Populasi yang
akan dilayani mempunyai perilaku yang berbeda-beda dalam membentuk antrian. Ada
tiga jenis perilaku: reneging, balking, dan jockeying. Reneging menggambarkan
situasi dimana seseorang masuk dalam antrian, namun belum memperoleh pelayanan,
kemudian meninggalkan antrian tersebut. Balking menggambarkan orang yang tidak
masuk dalam antrian dan langsung meninggalkan tempat antrian. Jockeying
menggambarkan orang yang pindah-pindah antrian.
c) Pola Kedatangan
Kedatangan unit/
pelanggan dalam sistem antrian, untuk beberapa kasus, dapat dikendalikan.
Misalnya kedatangan dikendalikan dengan cara memberikan potongan pada hari-hari
tertentu yang sepi dengan maksud menggiring pelanggan untuk datang pada jam
sepi, memberikan harga tinggi pada sesi-sesi padat agar pelanggan tergiring
datang pada hari lain yang lebih murah. Namun demikian, dalam beberapa kasus
yang lain, kedatangan unit/ pelanggan dalam antrian tidak dapat dikendalikan
misalnya permintaan bantuan imergensi di rumah sakit, atau pemadam kebakaran
atau kantor polisi.
d) Jumlah Unit/ Pelanggan yang Datang
Kedatangan tunggal
atau dengan kata lain satu kali kedatangan bisa saja hanya terdiri dari satu
uni atau satu pelanggan. Namun demikian bisa saja dalam satu kali kedatangan
terdiri dari banyak unit yang disebut batch arrivals, misalnya kedatangan
undangan di lima acara pesta di sebuah restoran.
e) Tingkat Kesabaran
Tingkat kesabaran pelanggan dalam antrian dikelompokkan
menjadi dua, yakni
Kedatangan yang sabar. Yaitu seseorang yang bersedia
menunggu hingga dilayani terlepas apakah mereka menunjukkan perilaku tidak
sabar seperti menggerutu atau mengomel tetapi tetap menunggu dalam
antrian.
Kedatangan yang tidak sabar. Kedatangan yang tidak sabar
dikelompokkan menjadi dua kategori. Kategori yang pertama adalah orang yang
datang, melihat-lihat fasilitas layanan dan panjang antrian, lalu memutuskan
meninggalkan sistem. Kategori yang kedua adalah orang yang datang, melihat
fasilitas layanan, bergabung dalam antrian dan untuk beberapa lama kemudian
meninggalkan sistem.
2. Sistem Pelayanan Antrian
Sistem Pelayanan Antrian meliputi beberapa hal yakni garis
antrian/ baris tunggu dan ketersediaan fasilitas.
a) Garis antrian/ baris tunggu.
Faktor-faktor yang terkait dengan garis
antrian meliputi panjang antrian, jumlah baris antrian dan disiplin antrian.
Panjang Kapasitas Antrian
Dalam pengertian praktis, panjang kapasitas antrian dapat
dikelompokkan menjadu dua yakni
1) panjang kapasitas antrian yang potensial tak terbatas,
misalnya panjang antrian di jembatan penyeberangan, atau antrian membeli tiket
bioskop.
2) panjang kapasitas antrian yang terbatas baik karena
ketentuan peraturan atau karena keterbatasan karakteristik ruang fisik,
misalnya tempat parkir.
Jumlah Antrian.
Jumlah antrian dalam sistem antrian
dikelompokkan menjadi dua yakni antrian tunggal. Artinya hanya ada satu
fasilitas layanan untuk melayani antrian. 2) Antrian berganda/ multi. Artinya
ada beberapa fasilitas layanan di depan baris antrian.
Disiplin Antrian
Disiplin antrian dikelompokkan menjadi
dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive menggambarkan
situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih melayani
orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya.
Sementara disiplin non preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan
menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang
diprioritaskan. Sedangkan disiplin first come first serve menggambarkan bahwa
orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu. Dalam
kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari tersebut. Yaitu prioritas dan first
come first serve.
Sebagai contoh, para pembeli yang
akan melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang dari sepuluh jenis
barang (dengan keranjang) di super market disediakan counter tersendiri.
RANGKUMAN :
·
Disiplin
antri adalah aturan keputusan yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut
Siagian (1987), ada 5 bentuk disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
· 1. FirstCome
FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang
(sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian
tiket bioskop.
· 2. LastCome
FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang
lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang
sama.
· 3. Service
In Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara
random, tidak soal siapa yang lebih dulu tiba.
· 4. Priority
Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang
mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai
prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih
dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan
oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat
dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
Dalam hal di atas telah
dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis tunggu tetap tinggal di sana
sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi. Misalnya, seorang pembeli
bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan meninggalkan antrian. Untuk
entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani digunakan istilah
pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat bergantung pada panjang garis
tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking) dipakai untuk
menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu (Setiawan,
1991).
Struktur Antrian
Dalam mengelompokkan model-model
antrian yang berbeda-beda, akan digunakan suatu notasi yang disebut Kendall’s
Notation. Notasi ini sering dipergunakan karena beberapa alasan. Pertama,
karena notasi tersebut merupakan alat yang efisien untuk mengidentifikasi tidak
hanya model-model antrian, tetapi juga asumsi-asumsi yang harus dipenuhi.
Kedua, hampir semua buku yang membahas teori antrian menggunakan notasi ini.
Bentuk Model Umum :
1/ 2/ 3/ 4
1 = Tingkat kedatangan
2 = Tingkat Pelayanan
3 = Jumlah fasilitas pelayanan
4 = Besarnya populasi
Notasi yang sering dipakai adalah :
Singkatan Penjelasan
M Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Poisson
M Tingkat kedatangan dan/atau pelayanan Poisson
D Tingkat
kedatangan dan/atau pelayanan Deterministik (diketahui konstan)
K Distribusi
Erlang waktu antar kedatangan atau pelayanan
S Jumlah
fasilitas pelayanan
I Sumber populasi atau kepanjangan antrian
tak-terbatas (infinite)
F
Sumber populasi atau kepanjangan antrian terbatas (finite)
Tanda pertama notasi
selalu menunjukkan distribusi tingkat kedatangan. Dalam hal ini, M menunjukkan
tingkat kedatangan mengikuti distribusi probabilitas Poisson. Tanda kedua
menunjukkan distribusi tingkat pelayanan. Tanda ketiga menunjukkan jumlah
fasilitas pelayanan dalam sistem. Tanda keempat dan kelima ditambahkan untuk
menunjukkan apakah sumber populasi dan kepanjangan antrian adalah tak-terbatas
(I) atau terbatas (F).
Ada 4 model struktur antrian dasar yang umum
terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1. Single Channel – Single Phase
Single Channel berarti hanya ada satu jalur yang
memasuki system pelayanan atau ada satu fasilitas pelayanan. Single Phase
berarti hanya ada satu pelayanan.
2. Single Channel –
Multi Phase
Istilah Multi Phase
menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara berurutan
(dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
3. Multi Channel –
Single Phase
Sistem Multi Channel –
Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas pelayanan
dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian pada
teller sebuah bank.
4. Multi Channel – Multi
Phase
Sistem Multi Channel –
Multi Phase Sebagai contoh, herregistrasi para mahasiswa di universitas,
pelayanan kepada pasien di rumah sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa,
penyembuhan sampai pembayaran. Setiap sistem – sistem ini mempunyai beberapa
fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya (Subagyo, 2000).
Berikut diberikan
formula matematik untuk analisis kasus-kasus antrian yang memiliki
karakteristik tertentu:
Keterangan:
p = tingkat penggunaan fasilitas,
nl
= rata-rata jumlah pelanggan dalam antrian,
ns
= rata-rata jumlah pelanggan dalam system (termasuk yang sedang dilayani),
tl = rata-rata waktu tunggu dalam
antrian,
ts = rata-rata waktu dalam system,
c = jumlah channel,
Pw =
Probabilitas menunggu dalam antrian,
X = service factor
(proporsi waktu yang diperlukan untuk pelayanan),
W = Rata-rata waktu
tunggu dalam antrian,
U= rata-rata waktu
yang diperlukan untuk melayani antar pelanggan,
T = Rata-rata
waktu pelayanan, Jumlah unit dari sumber populasi,
L = rata-rata
jumlah pelanggan dalam antrian,
F = Faktor
efisiensi
b) Ketersediaan Pelayanan
Ada 3 aspek yang harus diperhatikan dalam mekanisme
pelayanan, yaitu :
·
Tersedianya
pelayanan
Mekanisme pelayanan tidak selalu
tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan bioskop, loket penjualan
karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara satu pertunjukan dengan
pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup, mekanisme pelayanan
terhenti dan petugas pelayanan (pelayan) istirahat.
·
Kapasitas
pelayanan
Kapasitas dari mekanisme pelayanan
diukur berdasarkan jumlah langganan yang dapat dilayani secara bersama – sama.
Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat; ada yang tetap, tapi
ada juga yang berubah – ubah. Karena itu, fasilitas pelayan atau mekanisme
pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu atau lebih
fasilitas pelayanan. Tiap – tiap fasilitas pelayanan kadang – kadang disebut
sebagai saluran (channel) (Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat
memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu
pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada
penjualan tiket di gedung bioskop.Fasilitas yang mempunyai satu saluran disebut
saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas yang mempunyai
lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau pelayanan ganda.
Karakteristik Waktu Pelayanan/
Lamanya pelayanan
Lamanya pelayanan adalah waktu yang
dibutuhkan untuk melayani seorang langganan atau satu – satuan. Ini harus
dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu pelayanan boleh tetap dari
waktu ke waktu untuk semua langganan atau boleh juga berupa variabel acak.
Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu pelayanan dianggap sebagai variabel
acak yang terpencar secara bebas dan sama serta tidak tergantung pada waktu
kedatangan (Siagian, 1987) dan diasumsikan mengikuti distribusi eksponensial.
3. Exit
Setelah pelanggan
dilayani, ada dua kemungkinan kondisi pelanggan itu keluar sistem:
1) pelanggan mungkin kembali ke populasi sumber dan
mengantri lagi,
Misalnya, sebuah mesin setelah mendapat perawatan servis dan
dioperasikan lagi, namun ternyata mesin tersebut rusak lagi.atau
2) pelanggan hanya
kemungkinan kecil untuk mendapat pelayanan ulang.
Misalnya sebuah mesin mendapat perbaikan menyeluruh atau
modifikasi sehingga kemungkinan kecil mesin tersebut dalam waktu dekat untuk
rusak lagi.
Perilaku
Biaya Antrian
Ada dua jenis biaya yang timbul. Yaitu
biaya karena orang mengantri, dan di sisi lain biaya karena menambah fasilitas
layanan. Biaya yang terjadi karena orang mengantri, antara lain berupa waktu
yang hilang karena menunggu. Sementara biaya menambah fasilitas layanan berupa
penambahan fasilitas layanan serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan.
Tujuan dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena
mengantri dan biaya karena menambah fasilitas layanan.
Mengelola Antrian Pendekatan Kualitatif
Berikut
ini beberapa saran yang dapat diaplikasikan dalam mengelola antrian sebelum
memutuskan menambah fasilitas:
1. Menentukan waktu tunggu yang masih dapat
diterima oleh pelanggan. Susun tujuan operasional didasarkan pada apa yang
dapat diterima oleh pelanggan.
2. Mencoba mengalihkan perhatian pelanggan ketika
menunggu, misalnya dengan menyediakan TV, Bacaan, pemutaran film atau yang lain
untuk membantu pelanggan tidak terfokus pada kenyataan bahwa mereka menunggu
lama.
3. Menginformasikan kepada pelanggan tentang apa
yang sedang terjadi dan apa yang sedang diupayakan oleh manajemen untuk solusi.
Hal ini perlu dilakukan khususnya ketika waktu tunggu lebih lama dari normal
karena pelanggan yang sudah menunggu lama dan tidak mengerti apa yang sedang
terjadi akan membuat mereka gelisah.
4. Menjaga agar karyawan tidak terlihat oleh
pelanggan sedang menganggur atau mengerjakan pekerjaan lain atau bekerja
lambat. Bagaimanapun, tidak ada yang membuat pelanggan menajdi begitu frustasi
ketika mereka sedang mengantri lama dan di sisi lain mereka melihat para
karyawan malah duduk-duduk santai atau terlihat kurang gesit.
5. Mensegmentasi pelanggan. Misalnya bila ada
sekelompok pelanggan yang membutuhkan sesuatu yang dapat dilayani dengan cepat,
maka ada baikn ya buat antrian khusus untuk mereka sehingga mereka tidak
mengantri lama hanya karena beberapa konsumen yang lain membutuhkan pelayanan
yang lama.
6. Melatih pelayan untuk lebih friendly terhadap
pelanggan. Menyapa pelanggan dengan menyebut nama atau memberikan atensi khusus
dapat membantu pelanggan mengendalikan perasaan negatif selama menunggu. Akan
lebih baik bila diberi arahan yang spesifik dari pada sekedar meminta mereka
bersikap friendly, misalnya dengan meminta mereka tersenyum saat memberi salam
kepada pelanggan.
7. Mendorong pelanggan untuk datang pada saat
waktu longgar/ sepi. Berikan informasi yang lengkap kepada pelanggan tentang
saat-saat yang biasanya luang sehingga mereka bisa datang dan tidak perlu
mengantri.Beri tahu kapan saat-saat padat pelanggan dan kapan saat sepi
pelanggan.
8. Mengupayakan pemecahan jangka panjang dalam
mengatasi masalah antrian. Perlu mengembangkan rencana cara laternatif untuk
melayani pelanggan misalnya dengan mempersingkat prosedur, mengembangkan metode
kerja yang lebih cepat dan lain-lain. (Hendra Poerwanto G)
0 komentar:
Posting Komentar