Jumat, 09 Maret 2018

JAUH

Posted by debysiregar on 10.00 with No comments

Ini kisah singkat tentang dua orang yang sama gilanya, sebut saja si Hitam dan si Putih. 
Kisah ini berawal dari sepergilaan anak SMA pada masa nya. Mereka satu sekolah, tetapi sampai 2 tahun berada disekolah yang sama , mereka tak juga saling mengenal. Bahkan si Putih tak pernah sama sekali melihat keberadaan si Hitam di sekolah itu. Sampai pada kenaikan dikelas 12, mereka dipertemukan disatu kelas, namanya kelas ceria😋. 

Setelah berminggu-minggu libur semester, maka dimulailah tahun ajaran baru. Aturan dari sekolah, yang selalu merombak nama-nama anggota perkelas tiap kali naik kelas, maka mengharuskan siswanya harus saling mengenal satu sama lain. Itu yang dialami oleh si hitam dan si Putih. Setelah sekian lama, akhirnya mereka saling mengenal. Walau pada awal pertemuannya rada kikuk. 

"Kring....kring.....kring", bel sekolah berbunyi pertanda jam pelajaran segera dimulai. 
Si putih duduk disebelah si tungir, ia adalah sahabat si putih dari kelas 10. Entah apa yang membuat mereka selalu sekelas. 
(Jam pelajaran berlangsung )
"Eh Putih, kenapa kita bisa sekelas lagi ya ? Unchh, emang kalau udah jodoh ga kemana ya ", kata si Tungir.
"Hmmm, iya ya. Bosan juga kalo barengan kau terus ya (sambil tertawa kecil)", kata si Putih.
"Ah, kau mah gitu. Ga senang banget kayanya. Pindah tempat duduk nih aku", kata si Tungir.
Hal yang selalu terjadi antara si Putih dan si Tungir, ngambek-ngambekan tapi sayang. Hehe.

"Om..telolet om....om....tet....tet....tuttttttttt"
(Bel berbunyi, pertanda jam istirahat )
Waktu nya istirahat, dan si Tungir sedang ngobrol dengan si Hitam. Melihat sahabatnya sedang ngobrol dengan orang baru, si Putih pun mendekati mereka dan ikut mengobrol. Dan ternyata, si Tungir sudah lama mengenal si Hitam. Dan akhirnya, mereka ngobrol bersama dan si Putih dan si Hitam pun saling mengenal.

Hari itu pun berlalu, dan hari demi hari pun terus berlalu. Mereka saling mengenal, dan semakin dekat. Entah apa yang membuat semakin dekat, mereka pun menjadi sahabatan. Mereka menjadi empat sahabat, namanya Cehcehreceh. Satu lagi teman mereka yang berada di kelas berbeda, namanya si Titi. Namun, karena ia berbeda kelas, mereka jarang kumpul berempat.
Hitam, Putih, Tungir sangat sering bersama-sama. Mereka saling bercanda tawa dikelas. Namun, si Hitam selalu menjadi korban kejahilan dari si Tungir dan si Putih.
Saat sedang belajar bareng, si Putih sering kali menggoda si Hitam. 
"Gaga hitam ya awputih... unchh my love", kata si Putih. Lalu dengan muka jijik dengan perkataan si Putih, "Ih apaan sih, jijik tau", kata si Hitam.

Tiap kali jam pelajaran, si Tungir dan si Putih selalu mengerjain si Hitam. Tetapi itu yang membuat mereka semakin dekat.

Singkat cerita, akhir semester 2 hampir selesai. Mereka mulai sibuk dengan persiapan untuk mengikuti banyak sekali ujian, mulai dari Ulangan harian, UAS, USBN, UN, dan SBMPTN. Mereka mulai jarang bersama. 
                                                   ----------------------------------------------
Dan seperti SMA lainnya, kala itu mereka akan melaksanakan acara perpisahan sekolah. Dan semua pada sibuk mempersiapkan baju, acara, dan paling penting pasangan perpisahan. Dan akhirnya, si Hitam dan si Putih menjadi pasangan perpisahan. Padahal kala itu, si Putih sedang dekat dengan seorang cowok. Dia Nono yang selalu menjadi korban kejahilan si Putih. 
Kala itu Hitam dan Tungir adalah tempat curhat dari Si Putih. Segala kegalauan nya selalu ia sampaikan kepada mereka. Dan si Hitam selalu mensupport hubungan mereka.

UN pun selesai. Dan mereka berpisah, berjuang untuk masuk ke Perguruan Tinggi yang mereka impikan. Tetapi walau begitu, hubungan si Putih dan si Nono tetap berlanjut. Mereka semakin dekat. Dan si Hitam yang selalu menjadi tempat curhatan dari si Putih.
Kala itu Nono dan Putih bertengkar hebat, dan Hitamlah yang menjadi tempat terakhir mengungkapkan kesedihannya.
Dan pada akhirnya, Nono dan Putih memutuskan berpisah jalan. Memilih hidup masing-masing.
                                                  -------------------------------------------------
Si Hitam dan Putih selalu berkomunikasi.
28 Mei 2017, pukul 00.01.
"Put, jangan marah ya. Please",kata si Hitam.
"Iya, apaan sih ?", Putih menjawab.
"Put, aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu. Mau ngga jadi pacar aku ? eh puttt, please jangan marah ya", kata si Hitam dengan muka setengah kaku.

DUARRRRRR!!!!

Si Hitam nyatain perasaan sama si Putih. 
"OMG, gila nih orang. Masa aku baru sedih-sedih an gini dia nyatain perasaan nya. Gila, gila, gila!.."
"Aduh apaan sih si Hitam, kan akunya curhat ke dia. Masa jadi nya gini",
"Dia kan sahabatku, apa kata si Tungir dan Titi nanti, arghhhhh",
"Gimana nih (panik)",
"ahh kesel deh..."
(di dalam hati si Putih) 

Beberapa hari, hati si Putih ngga tenang. Bingung, bimbang, galau.
Dan pada 31 Mei 2017, pukul 21.35 entah detik keberapa. Si Putih menerima si Hitam. Dan mereka pun resmi berpacaran.

Awalnya si Putih sangat berat hati, takut persahabatannya bakalan rusak, takut Tungir dan Titi bilang apa nanti kalau mereka tahu, apa kata Nono nanti ? Aku mudah pindah hati ?, Bagaimana ? Bagaimana ?
Dan diawal hubungan banyak hal sulit yang mereka laluin. Si Putih yang cuek nya ngga karuan. Tetapi tanpa kesabaran si Hitam yang tiada batas kala itu, hubungan mereka menjadi adem ayem.
Sering kali mereka telponan harus bisik-bisik. Memulai video call-an dari pukul 12 malam  nyampe pukul 6 pagi. Mereka habiskan waktu berdua.

Dan hal sulit pun dimulai. Kisah sedih, perjuangan, amarah, dan air mata pun dimulai.
Mereka terpisah tempat kuliah, walau satu pulau tetapi amat jauh. Si Hitam di Banyuwangi dan si Putih di Bandung. 
Walaupun begitu, hubungan mereka tetap terjalin. Mereka menjalin hubungan jarak jauh, kalau kata orang namanya LDR ( Long Distance Relationship atau Lelah Disiksa Rindu).
Perkuliahan dimulai.
Mereka mulai sibuk dengan perkuliahan masing-masing. 
Si Hitam yang jauh lebih sibuk dari Putih. Tak jarang, membuat si Putih menangis. Si Putih, yang ingin marah, tetapi tak tau mau marah sama siapa ? Dan apa yang akan ia marahkan.
Yang ia tahu, si Hitam sibuk karena perkuliahannya. Dan tak mungkin juga menyalahkan si Hitam. Tetapi, bagaimana dengan rindu si Putih ? Ingin sekali ia menelpon si Hitam, tetapi ia sangat takut menelpon si Hitam. Takut ia terganggu. Walau ia tahu, si Hitam akan selalu mengangkat telponnya. Tetapi ia tak ingin mengganggu studynya.
Si Putih yang selalu menunggu si rindu menghampiri dirinya... agar sejenak rindu nya berkurang.

Yah.
Tidak ada lagi menghabiskan waktu begadang dari pukul 12 sampai 6 pagi.
Tidak ada lagi komunikasi se intens dulu.
Tidak ada lagi pertemuan yang intens.
Peretemuan itu, Kerinduan itu akan tetap sama. Dan tak akan berubah.
Putih butuh Hitam untuk melengkapi perpaduan warna nya. Putih butuh Hitam untuk membuatnya lebih cerah.

Si Putih yang selalu berharap, bahwa jarak bukanlah menjadi penghalang untuk saling mencintai. Bahwa jarak bukanlah penghalang untuk saling melengkapi.
Bahwa jarak tidak akan membuat Hitam berpadu warna dengan warna yang lain.

Putih butuh waktu dari kamu, Hitam.






  -----------------------------------------------------SEKIAN-------------------------------------------------------


0 komentar:

Posting Komentar